Posts

Showing posts from May, 2013

Sepertinya Aku Menunggumu

Duduk mendem di atas kursi di sebuah ruangan sepi yang diselimuti buku. Aku lumayan tinggi disini, maksudku, ruangan ini tinggi, 7 lantai dari bawah. Berusaha meminimalisir rasa kantuk yang bisa datang kapan saja apabila aku di rumah. Aku memilih pergi ke perpustakan umum di dekat rumahku; aku duduk ditemani suara penyiar radio yang sedari tadi bergaung di telingaku. Ah, aku kembali teringat akan waktu itu. Ketika aku sedang duduk sendirian di meja ini juga. Tak benar-benar mengerjakan tugas, hanya ingin menghilangkan penat di rumah. "Heboh amat sih!" Terdengar celetuk seorang wanita di sebelahku, tanpa sadar suaranya menyadarkanku dari lamunan kecilku. Spontan ku tolehkan kepalaku ke arah pintu masuk. Lelaki tinggi dengan rambut acak-acakan, kaos oblong, celana seperempat kaki dengan laptop di tangan kiri dan buku di sebelah kanan. Bukan siapa-siapa, gumamku dalam hati. Kembali ku layangkan pandanganku ke arah langit biru di luar sana. Indah sekali. "Aku boleh d

Seperti Bulan yang Setia

Malam ini dingin. Menusuk-nusuk tulangku, menjalar ke seluruh aliran darahku hingga aku merasakan rasa ngilu yang luar biasa. Aku kehilangan dekapanmu malam ini. Baru ku sadari, tumpukan laporan tak bernyawa itu lebih mampu menyita waktumu dibandingkan aku. Aku menikmati dinginnya malam bertemankan selimut dan guling, tanpa kamu. "Seolah itu lebih menyakitkan, Sayang." Ku pejamkan mataku berkali-kali hanya untuk merasakan tubuhmu ada di dekatku, lagi-lagi seolah. Kauseolah ada, tapi tak benar-benar ada. Ngelindur di tengah mencekamnya malam; berjalan melewati ruang keluarga tempat kita menghabiskan waktu bersama hanya untuk menenangkan pikiran dari tumpukan pekerjaan dari masing-masing kita, membuka pintu dalam keadaan tak sadar dan terduduk di salah satu kursi goyang disana. Hingga aku terbangun, terbangun tanpa ada kau lagi. Ku gosok mataku dan kemudian berjalan masuk sembari melihat jam yang selalu setia menempel di dinding. Jam 2 pagi. Dan kaubelum juga pulang d

Fix You

Image
When you try your best, but you don't succeed When you get what you want, but not what you need When you feel so tired, but you can't sleep Stuck in reverse When the tears come streaming down your face When you lose something you can't replace When you love someone, but it goes to waste Could it be worse? Lights will guide you home And ignite your bones And I will try to fix you High up above or down below When you too in love to let it go If you never try you will never know Just what your worth Lights will guide you home And ignite your bones And I will try to fix you Tears stream down your face When you lose something you cannot replace Tears stream down on your face And I.. Tears stream down your face I promise you I will fix you #replacelyric Tears stream down on your face And I.. Lights will guide you home And ignite your bones God will fix you, fix me, fix us :)

Kapan Aku Pulang?

Aku berlari dengan semangat. Tak benar-benar perduli akan peluhku yang sudah ribuan butir jatuh membasahi tempat dimana aku menjejakkan langkah. Aku hanya ingin pulang. Aku ingin berlari mendahului waktu atau setidaknya berlari menyamai waktu. Aku sungguh ingin pulang. Aku ingin pulang kok. Hanya saja ketidakpastian yang sedang ku hadapi sekarang ini sangatlah menggangguku. Aku bingung, sendirian menentukan pilihan. Aku sadar aku bukanlah gadis kecil mama yang kemana-mana selalu ditemani dan ditarik tangannya ketika berjalan. Bukanlah gadis kecil mama yang harus di sisirin setiap pagi, di kuncirin setiap pagi, bukan. Aku sudah beranjak dewasa, usiaku tepatnya. Aku benci keadaan ini. Terkadang aku marah mendapati diriku sendirian di kota orang. Meracau nggak jelas, menggumam dalam hati, tanpa ada yang mampu mendengarkanku. Ma, aku ingin pulang. Aku ingin kembali saja ke rumahmu. Ke rumah kalian, ke rumah papa dan mama. Tapi aku hanya bisa berkata dalam hati, sambil terkadang ter

Serapuh Pasir, Sekuat Batu

Image
Ini bukan tentang itu. Bukan tentang perbedaan, karena yang aku tau, perbedaan akan selalu ada. Bukan juga karena hati kita, tapi karena sikap kita. Sikap kita yang mungkin menurut orang dewasa sangatlah kekanak-kanakan, itulah penyebab runtuhnya istana yang sudah kita bangun bertahun-tahun. Mungkin benar kata orang, jangan membangun di atas pasir. Pasir itu lemah, ia gampang lelah, tidak seperti batu yang kuat dan kokoh berdiri. Sayang, ingatkah kau tentang istana pasir yang pernah kita bangun bersama kala itu? Iya, di kala kau masih menemaniku. Istana itu sudah lenyap, sangat cepat. Tahukah kau, Sayang, ombak laut cemburu. Ia cemburu pasirnya diganggu oleh manusia, kita. Maka ia mengamuk dan menghempaskan tubuhnya ke arah kita. Kita terpercik air laut yang kemudian menghancurkan istana pasir kita. Apakah mungkin komitmen kita selemah pasir itu? Yang ternyata jarak cemburu lantas menghempaskannya dan hancur begitu saja? Aku harap tidak.

Hujan di Siang Hari Ini

Hari ini hujan. Hanya rintik-rintik kecil. Hujannya nakal kaya kamu. Suka sekali menggodaku. Kamu tau aku bilang apa di kala ia menggodaku? "Jangan menggangguku, aku punya kesayangan disana." Tapi dia tetap saja menggangguku tanpa henti. Rambutku basah kena rintik-rintiknya. Bukan sengaja kok. Aku hanya merasa harus menyelamatkan pakaianku di lantai atas. Kasihan dia bila harus terguyur hujan. Kamu, kapan pulang? Bukankah katamu kau akan segera kembali? Jangan biarkan aku sendiri terlalu lama ya. Jangan nakal kaya hujan.

Apa Kabar Asamu?

Image
Asaku ingin pulang, ia hampir putus menunggu Ingatkah kamu janji kita dulu? Janji untuk se-asa selama kita bersama. Apakah asamu masih ada? Asaku sudah hampir putus, Sayang. Putus di telan waktu. Ini bukan salahmu, tenanglah. Jaraklah yang mungkin salah. Ia terlalu jahat menjauhkan kita.Membiarkan kita terhanyut dalam kesendirian yang tak tentu arah. Ah, tidak. Akulah yang salah. Aku yang pergi meninggalkanmu. Terkadang aku berpikir, apakah aku memang harus pergi? Lantas kalau tidak, bagaimana masa depanku? Aku tau, Sayang, tinggal dan berdiam di kota itu bukanlah sesuatu yang buruk, karena tanpa di sadari, di kota itulah kita bertemu. Merajut kenangan bersama hingga terlihat sangat indah. Sudahlah, biarlah asa ini terus menggelayut dalam benakku. Agar ia tau rasanya sendirian. Aku tak mau merajutnya lagi, biarkan dia sendiri. Berdoalah, berharaplah terus, agar asaku menyatu kembali. Agar aku bisa pulang menemuimu di kota kita.