Posts

Showing posts from May, 2014

Salam Haluan Kanan.

Akan takdir yang enggan mengalah, ku tuliskan kalimat ini bersamaan dengan ketidakmengertianku akan jalan yang kautunjukkan. Tentang haluan kanan yang seharusnya ku ambil, namun dengan diam-diam ku belokkan ke kiri. Kini aku menyesal, sungguh, mengambil jalan yang seharusnya tidak ku lewati. Sampaikan salamku pada haluan kanan, tempat dimana seharusnya aku berada.

Aku, Manusia Celaka!

Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang

Cinta?

"Seperti yang aku bilang, aku ngga perlu capek-capek buat mention kamu." "Loh, kenapa? Perlu dong!" "Engga. Toh juga tanpa di mention, kamu bakal stalking akunku dan baca dengan sendirinya, kan?" Stalk. Stalking. Stalker. Bukanlah hal yang asing di mata, telinga, bahkan mulut kita. Bahkan kerap kali menjadi kesenangan yang akan kurang jika tidak dilakukan. Aku ingin berbicara tentang sesuatu yang biasa di sebut orang cinta atau kasih atau sayang atau apapun itu sebutannya. Cinta itu sama dengan proses kamu pengin stalk, kemudian stalking, dan akhirnya mendapat predikat stalker. Sama. Cinta harusnya memang seperti itu. Ketika ada sesuatu yang rasanya hilang jika tidak melakukannya. Kali ini aku tak ingin bermain kata seperti yang biasa aku lakukan: membariskan diksi satu per satu dengan rapi tanpa cacat sedikitpun. Tidak. Aku hanya ingin menyampaikan kata penuh makna, yang akan berbeda artinya pada setiap individu. Aku ingin menyampaikan sesuatu s

I Love You.

Hari ini, di tengah teriknya mentari yang berpendar bagai kilauan kristal, perlahan-lahan memanggang kulitku tanpa pernah memikirkan apa yang ku rasakan. Sama halnya seperti kegagalan, yang pernah ku rasakan kala itu, ketika cinta masih setia membalut segala luka. Aku teringat akan sepotong kecil perjalanan hidup yang hingga sampai detik ini, aku yakin tak akan pernah melupakannya. Bukan karena manisnya kenangan, namun karena kuatnya ingatan. Aku ingin bercerita tentang sosok cinta yang kerap kali ku temui di setiap sisi kehidupan yang ku jalani. Bukan cinta jika ia tak benar-benar ada di setiap detik yang berganti, di setiap hela dan hembus napas yang ku hirup-buangkan. Cinta yang tak akan pernah pudar akan air, tak akan pernah lekang oleh waktu. Aku berdiri saat itu, di depan beberapa puluh pasang mata. Mata yang melihat hingga ke dalam relung mataku, berusaha mencari kebenaran di dalamnya. Aku bukan lagi aku saat itu, ku rasa yang mereka lihat bukanlah sosokku yang ku kenali d