Posts

Showing posts from January, 2015

Bulan Penuh Cinta; Bulan Uji Cinta

Januari telah berlalu, hari ini adalah hari pertama di bulan baru, Februari. How's your day, then? Kata orang Februari adalah bulan penuh cinta. Ya, ku rasa aku setuju, mengingat di bulan ini ada satu moment yang dirayakan sebagai Hari Kasih Sayang bagi sebagian besar manusia, termasuk kita - walaupun-tak-pernah-seheboh-orang-lain. Tapi bulan penuh cinta tak melulu bicara soal hari yang penuh bunga tiap detiknya atau pun kupu-kupu yang beterbangan kesana-kemari di balik perut buncit milikku. Bagiku, ada yang menarik di bulan penuh cinta ini, aku ingin menyebutnya sebagai bulan uji cinta. Seperti pesanmu padaku tempo hari, tentang perpisahan yang kian hari mengintip di balik pintu, maka ku sebut bulan ini sebagai bulan uji cinta. Berbahagialah, Nona, bukan karena hubungan ini akan dipisah jarak, namun karena ujian konon mendatangkan kekuatan super yang mampu membuktikan sejauh mana kita dapat bertahan. Selamat tanggal 1, Beloved. Semoga kita dinyatakan lulus di akhir bulan ini

Tanya Untuk Rabbi

Image
Selamat pagi, Rabbi * Maafkan aku untuk percakapan singkat kita tadi malam. Aku hanya tak mampu lagi berucap, Kaupasti tahu kan apa yang sedang berkecamuk dalam dadaku semalaman? Ah, ya, Kaumemang selalu mengerti aku. Tentang hal itu, kurasa tak perlu lagi kujelaskan panjang lebar dalam tulisan ini. Aku hanya ingin meminta maaf sebentar tentang aku yang lebih memilih tidur terlebih dulu dibanding harus menahan isak tangisku di bahu bidangMu. Oh iya, aku ingin memberitahuMu sesuatu, pagi ini aku terbangun dengan bahagia, Kautahu kan apa alasannya? Lelap dalam pelukanMu memang selalu mampu membuatku merasa jauh lebih baik. Terima kasih, ya :) Sebelum aku mengakhiri hari ini, bolehkah ku tanyakan sebuah pertanyaan padaMu? Tentang hati yang kelabu dan pikiran yang selalu terganggu. Bukankah Kau pernah bercerita tentang cinta? Ya, aku memang bukan apa-apa jika dibandingkan denganMu dalam hal ini, tapi apakah aku salah jika kukatakan aku merasakan hal yang pernah Kausebut cinta kala itu?

Surat Pertama Untukmu, Tentang Aku Yang Akan Selalu Ada

Image
Ketika akan ku ungkapkan rasa, hanya satu yang selalu aku tahu pasti; yakni bahwa tak akan ada seorang pun yang akan mengerti kisah ini. Seperti kita, yang hanya ada dalam cerita kita sendiri. Ini adalah surat pertamaku untukmu di tahun ini. Seperti yang kita jalani selama ini, mungkin membaca tulisanku bukanlah hal yang pertama untukmu. Dari sekian banyak rangkaian kata yang ku tujukan padamu, aku yakin kausangat mengenali tulisanku. Selamat siang, pujangga hati. Bagaimana harimu di siang yang sangat terik ini? Ngomong-ngomong tentang hari, ini adalah hari ke-38 ku berada di kota ini; kota kita, Batam. Aku bahagia, bukankah begitu? Bertemu denganmu di kota ini adalah hal yang selalu ku nantikan selama aku berada di tempat yang berjarak ribuan kilometer jauhnya darimu. Seperti yang orang lain sering katakan, jarak memang ujian nomor satu dalam hubungan. Menatapmu dalam diam, mendengarmu bercerita tentang orang-orang sekelilingmu disana, melihat raut wajahmu yang seketika berubah ket

Kalian, Yang Enggan Ku Sebut "Kalian"

Hai, Aku kembali membawa berkas kenangan yang sesungguhnya tak pernah lepas dari genggaman tanganku. Hendak mengungkapkan sesuatu yang acapkali mengganggu hati. Tentang segala yang tercipta antara kita, tentang aku, kamu, dan juga dia yang selalu kamu banggakan. Aku bersyukur akan hati yang tak diberi mulut oleh Sang Kuasa. Ia pasti akan menjadi pencerita paling jujur, menceritakan apa saja yang ada dalam hati pemiliknya. Baiklah, lupakan sejenak soal hati. Aku ingin berbicara tentang dia. Tentang dia, yang ku rasa selalu saja mampu menyaingi tempatku. Tentang dia, yang selalu saja mampu memberi waktu lebih yang selalu berkesan untukmu ketimbang aku. Bagaimana malam kalian 2 hari lalu, saat kamu meninggalkanku di ujung telepon demi menemani dia yang katamu ingin menginap. Ah, kaumemang tak tau persis bagaimana rasa hati ini. Pedih? Pasti. Tenang, aku tak sepenuhnya menyalahkanmu, bukankah kauhanya berbuat sedikit kebaikan kepadanya? Ya, aku tau. Sore ini sore pertamaku tanpa kam

Kepada Senja, Tentang Rahasia Yang Kami Simpan Bersama

Kepada Senja, Sang Penyimpan Rahasia, Aku adalah seorang introvert dalam hal perasaan. Bukan bagianku untuk terus meracau soal hati dan rasa yang tumbuh di dalamnya. Bagianku hanyalah diam, bergumam dalam hati tanpa kubiarkan seorang pun mengetahuinya; dulu. Hingga semuanya kini berubah, aku bukanlah aku yang menggumam dalam hati lantas tak ada yang mengetahuinya seperti yang selama ini ku lakukan. Izinkan ku kenalkan kaupadanya; namanya Senja. Namanya tak benar-benar Senja, itu hanya panggilanku untuknya, agar tak ada orang lain yang mengetahuinya selain aku... dan dia. Senja perlahan mengubah hatiku, membentuknya menjadi hati yang lebih pandai merasa dan juga berucap. Kini aku mahir mengungkapkan perasaanku, hingga tak jarang aku pun meragukan ucapanku; sekedar ucapan atau memang kenyataan. "Kita tahu, tapi menolak sadar." Tentang perasaan yang sama-sama kita rasakan. Tentang perasaan yang sama-sama kita tahu. Tentang kenyataan yang sengaja kita tolak keberadaannya.

Kepada Kamu, Pejuang Tanggal 1.

"Kita selalu punya cerita sedih di setiap tanggal 1, maukah kamu membuatnya berbeda denganku hari ini?" Tanyamu waktu itu. Hari ini tanggal 22, sudah 21 hari berlalu setelah hari itu. Namun cerita denganmu tak pernah mati dalam ingatanku. Tentang jarak yang berhasil kita kalahkan kembali, tentang waktu yang akhirnya berpihak pada kita; aku bahagia. Tak cukupkah kebahagiaanku terpancar dari sudut tajam kedua mataku? Tentang hari itu, hari dimana kita menghabiskan waktu bersama, aku merasa sedang berjalan di atas awan, merasakan kemenangan atas kesedihan di setiap tanggal 1 di awal tahun yang kita punya, akhirnya paradigma kita tak terpenjara lagi akan hal itu. Kita bebas. Bagai angin yang bepergian kemananapun ia mau. Rangkaian kata ini untuk kita, untuk semua perjuangan yang telah kita lalui. Mengalahkan jarak yang membentang dan waktu yang berjalan lambat ketika kita tak sedang bersama. Terima kasih, Kamu. Terima kasih atas kemenangan kita untuk hari itu. Terima kasih