Sepertinya Aku Menunggumu
Duduk mendem di atas kursi di sebuah ruangan sepi yang diselimuti buku. Aku lumayan tinggi disini, maksudku, ruangan ini tinggi, 7 lantai dari bawah. Berusaha meminimalisir rasa kantuk yang bisa datang kapan saja apabila aku di rumah. Aku memilih pergi ke perpustakan umum di dekat rumahku; aku duduk ditemani suara penyiar radio yang sedari tadi bergaung di telingaku. Ah, aku kembali teringat akan waktu itu. Ketika aku sedang duduk sendirian di meja ini juga. Tak benar-benar mengerjakan tugas, hanya ingin menghilangkan penat di rumah. "Heboh amat sih!" Terdengar celetuk seorang wanita di sebelahku, tanpa sadar suaranya menyadarkanku dari lamunan kecilku. Spontan ku tolehkan kepalaku ke arah pintu masuk. Lelaki tinggi dengan rambut acak-acakan, kaos oblong, celana seperempat kaki dengan laptop di tangan kiri dan buku di sebelah kanan. Bukan siapa-siapa, gumamku dalam hati. Kembali ku layangkan pandanganku ke arah langit biru di luar sana. Indah sekali. "Aku boleh d...