Bahagia
Pada mereka
yang diam-diam merapal doa yang sama: harapkan kebersamaan tiada akhir, aku
bertemu kembali. Dia bilang doanya telah dijawab, oleh Sang Pemilik Dunia. Tak akan ada
lagi tangan yang terbentur layar kala hendak mengusap pipinya yang basah. Pulsa
yang harus dijemput jauh, bahkan di tengah gemuruh petir, sudah tamat
riwayatnya.
Terakhir kali
bertemu dengannya musim panas lalu, ku pikir ia telah lelah. Sumber air kering
kerontang, sedang bibirnya harus terus merapal doa. Ternyata tidak, ia hanya
beristirahat, untuk melanjutkan perjuangannya kembali.
Yang tampak di
mataku kini hanyalah sepasang mata yang berbinar penuh kebahagiaan, dua gigi
besar itu tak lagi bersembunyi di balik bibirnya yang sempat terkatup rapat. Langkahnya
ringan, tak peduli sejauh apa harus melangkah. Melihatnya berbahagia, perlahan
senyumku ikut merekah.
Comments
Post a Comment