Surat Pertama Untukmu, Tentang Aku Yang Akan Selalu Ada

Ketika akan ku ungkapkan rasa, hanya satu yang selalu aku tahu pasti; yakni bahwa tak akan ada seorang pun yang akan mengerti kisah ini. Seperti kita, yang hanya ada dalam cerita kita sendiri.

Ini adalah surat pertamaku untukmu di tahun ini. Seperti yang kita jalani selama ini, mungkin membaca tulisanku bukanlah hal yang pertama untukmu. Dari sekian banyak rangkaian kata yang ku tujukan padamu, aku yakin kausangat mengenali tulisanku.

Selamat siang, pujangga hati. Bagaimana harimu di siang yang sangat terik ini? Ngomong-ngomong tentang hari, ini adalah hari ke-38 ku berada di kota ini; kota kita, Batam. Aku bahagia, bukankah begitu? Bertemu denganmu di kota ini adalah hal yang selalu ku nantikan selama aku berada di tempat yang berjarak ribuan kilometer jauhnya darimu. Seperti yang orang lain sering katakan, jarak memang ujian nomor satu dalam hubungan.

Menatapmu dalam diam, mendengarmu bercerita tentang orang-orang sekelilingmu disana, melihat raut wajahmu yang seketika berubah ketika ku katakan aku akan pulang lebih cepat darimu; adalah alasan kuat yang benar-benar membuatku mampu bertahan hingga saat ini melawan jarak yang menghadang.

Bukankah menjadi pemenang atas jarak adalah kemenangan terbesar kita bersama? Berjuang bersama-sama walau waktu kerap kali tak selalu tepat dan bersahabat.

"Aku tidak perduli." Adalah jawaban yang selalu ku lontarkan padamu tiap kali kaumengkhawatirkan segala sesuatu tentang kita. Hei, bagaimana mungkin kita terus-terusan memikirkan orang lain sedangkan mereka tak sedikit pun mau mencoba mengerti kita?

Sayang, aku hanya ingin kaumengerti bahwa aku akan selalu ada untukmu di saat-saat sulit kita, walau mungkin tak selalu terlihat; karena bagiku, dukungan dari orang yang kausayang adalah obat termanjur mengobati duka.

Aku yakin kita mampu, walau raga tak selalu bersama dan hembusan napasmu tak akan selalu terasa di leherku; cinta akan selalu lebih kuat dari jarak dan waktu yang menghadang di depan kita.

Selamat siang, Sayang! Semoga harimu menyenangkan (terutama setelah membaca surat dariku ini) 😘

Tertanda,

Aku,
Your jealousy woman.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ingin (yang) Tak Sampai

Garis Kita Tak Akan Pernah Bertemu, Bukan?