Ingin (yang) Tak Sampai

Dear Bosse,

Maafkan aku yang baru saja membaca suratmu, bukan, bukan karena aku lalai, hanya saja keadaan hati tak sedang baik.

Bosse, yang entah berada dimana,
Sejujurnya aku sedih, bukan hanya karena keadaan hatiku yang tak sedang baik, namun melalui surat hari ini, aku kembali teringat akan jarak. Inginku, jika kutemukan pedang penghunus jarak, akan kutikam ia hingga tak bernyawa. Biar, biarkan ia merasakan bagaimana sakitnya terhalang jarak kala hasrat ingin berjumpa sudah memuncak hingga ke ubun-ubun.

Dear Bosse,
Aku tak ingin berkeluh kesah hari ini, entahlah, ku rasa aku sedang sedikit lelah menata hati yang sedang gundah tergerogoti asa. Sudahlah, tak perlu kita membahas ini.

Bosse, sebelumnya aku ingin meminta maaf, tentang kehadiranku yang mungkin tak akan ada ketika Gathering #30HariMenulisSuratCinta diadakan. Bukan karena aku tak ingin, bukan juga karena jarak yang terlalu jauh, karena toh juga aku sedang berkuliah di Depok, hanya saja aku sudah punya janji pada tanggal itu. Bosse, maafkan aku ya? Padahal, aku ingin sekali bertemu dengan Bosse dan semua KangPos, terutama KangPosku - Ka Mike - yang tak pernah lelah menghantarkan surat-suratku setiap harinya.

Ah, padahal sudah terbayang dalam pikiranku tentang indahnya hari ketika kita berkumpul bersama, tapi ya begitulah, Bosse, bukankah kita tak boleh membatalkan janji secara sepihak?

Sampaikan salamku pada semua KangPos ya, Bosse. Sejujurnya aku sedih dengan datangnya gathering ini, karena itu artinya #30HariMenulisSuratCinta pun akan usai.

Selamat bersenang-senang, Bosse. Semoga kita dapat bertemu di tahun depan, tentunya jika kita masih diberi kesempatan bernapas dan berjumpa oleh Yang Maha Kuasa.

                                                                                                              Aku.

Comments

Popular posts from this blog

Garis Kita Tak Akan Pernah Bertemu, Bukan?

Surat Pertama Untukmu, Tentang Aku Yang Akan Selalu Ada