Pigura Yang (akan) Tiba
Untukmu, yang terlalu hanyak berjuang.
Bukankah masih kauingat surat pertamaku untukmu di tahun ini? Iya, surat tanpa nama yang sengaja ku kirimkan hanya lewat KangPos karena aku betul-betul tahu, kaupasti akan membacanya, tepat waktu atau tidak.
Tapi syukurlah, suratku bukanlah "timed letter" yang sengaja di tulis berbatas waktu hingga ketika kauterlambat sedikit saja membacanya maka ia tak akan bisa dibaca lagi. Tidak, aku tak akan menulis surat seperti itu.
Kauingat tentang apa yang ku tuliskan padamu hari itu? Ya, tentang aku yang selalu ada.
Kita lucu, setidaknya ku katakan kita lucu di hari setelah kita selesai bertengkar via telepon. Kita lucu karena kita untuk bertengkar saja harus membuat kesepakatan dulu, mau bertengkar via telepon atau pesan singkat.
Seperti yang sudah kita utarakan semalam, bukankah kita sudah mengikat komitmen bersama? Lantas, mengapa setelah berkomitmen, kita seakan ingin menjauh?
-
Baiklah, bukan itu yang ingin ku ungkapkan. Aku hanya ingin bercerita sedikit tentang pigura yang akan tiba di tanganmu entah beberapa hari kemudian. Sebelum ku ceritakan, aku tau kaulebih suka mendengarkanku berceloteh panjang lebar dengan alasan kaulebih suka mendengarku berbicara dibanding hanya berani menulis. Apakah kaulupa aku ingin menjadi penulis? Baik, lupakan saja. Aku tak ingin kita bertengkar via surat.
Jujur saja, aku memang punya terlalu banyak cita-cita dalam hati, aku suka sekali seni, namun kecintaanku terhadap bidang kesehatan membuatku lebih memilih berkuliah di bidang itu dibanding menekuni bidang seni.
Maka, ketika aku berkeinginan memberikanmu hadiah, aku terpikir tentang pigura. Kemudian ku cari rekanku yang kebetulan kuliah di jurusan DKV dan memesankannya design figura yang ku inginkan.
Kautau kan tentang frame yang pecah dalam perjalanan penghantaran pigura itu ke tempatku tinggal? Ah, andai saja kautau rasanya. Bukan soal biaya yang ku keluarkan, hanya saja aku merasa kurang total dalam berniat baik.
Tentang pigura itu, aku rasa itu akan menjadi simbol keberadaanku untukmu. Memang bukan aku yang menyelesaikannya dan bukan namaku pula yang akan menjadi nama pengirimnya, terlepas dari itu semua, aku harap ia benar-benar akan menjadi pengingat akan kita; tentang aku yang ku katakan selalu ada.
Selamat siang, semoga harimu menyenangkan!
P.S: Setelah membuka bungkusannya, coba cocokkan gambarnya dengan foto Display Picture BBMmu ketika di pantai beberapa waktu lalu. Mirip tidak? Hehe. Oh iya, satu lagi, kauboleh kok memintaku mengulangi penjelasan tentang ini via telepon.
Comments
Post a Comment