Segudang Pertanyaan Untuk Ibu

Ibu,
Anakmu bukanlah seorang yang pandai berbicara mengenai hal yang serius tentang rasa yang selalu bergejolak dalam hatinya, maka maafkanlah aku bercerita lewat tulisan yang tak akan pernah sampai ini, biarkan Dia yang menyampaikannya kepadamu saat kauberdoa.
Kata temanku, aku adalah seoang yang pandai berkomunikasi di depan umum, mereka salah,aku tak terlalu pandai dalam hal itu. Aku hanya menyuarakan apa yang seharusnya aku suarakan.

Ibu,
Tentang rasa yang tumbuh seiring bertambahnya usiaku, apakah ibu sudah rela? Membiarkanku belajar membagi hati untuk orang lain.
Bukan.
Rasa sayangku terhadapmu tak akan pernah ku bagi, maksudku adalah membagi rasa yang lain terhadap orang asing.

Ibu,
Mereka bilang aku wanita dengan sejuta cita-cita, aku ingin seperti ini dan seperti itu dalam waktu bersamaan. Banyak sekali rancangan yang ada dalam kepalaku. Tenanglah, aku pasti berdoa dan menyampaikannya kepada Tuhan. Seperti yang selalu Ayah katakan "aku adalah seorang pendoa yang giat".

Ibu,
Semangat hidupku seringkali menjadi inspirasi untuk orang lain, tapi mengapa tidak untukku? Aku merasa melakukan yang harus ku lakukan tanpa merasa ada yang spesial dari semua itu. 

Apakah ada yang salah dengan hatiku? Atau aku salah membagi hati?

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ingin (yang) Tak Sampai

Garis Kita Tak Akan Pernah Bertemu, Bukan?

Surat Pertama Untukmu, Tentang Aku Yang Akan Selalu Ada