Around Us: Importance of Playing



Picture from Pinterest

Sebagai seorang praktisi kesehatan yang seringkali bertemu dengan anak-anak, tanpa disadari bermain menjadi salah satu dari sekian banyak list yang harus aku kerjakan. Singkatnya, bermain menjadi salah satu pekerjaan penting yang aku lakukan sehari-hari.

Berkecimpung dalam dunia anak-anak, secara tak langsung menuntutku untuk ikut terjun ke dalam dunia mereka, yaitu bermain. Lewat bermain, aku bisa mengenal mereka lebih dalam lagi, tentang apa yang baru-baru ini mereka pelajari, tentang apa yang sedang mereka alami di rumah, bahkan tentang bagaimana gambaran keadaan keluarga tempat dimana mereka bertumbuh.

Sama seperti yang baru saja kualami akhir-akhir ini ketika seseorang mengajakku bermain game yang sedang ia mainkan. Tak disangka, lewat sebuah game, aku belajar hal-hal baru tentang karakter seseorang, tentang bagaimana cara dia berpikir dan mengatur strategi agar dapat mengalahkan lawan mainnya, juga tentang bagaimana responnya ketika ia gagal memenangkan permainan. Playing will tell you the most valuable thing in others life, tanpa harus berbicara panjang lebar hanya untuk sekadar mengetahui bagaimana karakter orang tersebut. (Plato, seorang Filsafat Yunani).

Seorang ahli teori bermain, Brian Sutton-Smith (1997), mengatakan bahwa bermain menawarkan banyak sekali manfaat dan kesempatan "emas" bagi orangtua dan anak untuk terlibat sepenuhnya dengan anak-anak mereka. Terlepas dari manfaat yang didapat dari bermain, baik untuk anak-anak maupun orangtua, waktu bermain telah berkurang secara nyata (Goldstein, 2012). Anak-anak saat ini kurang mendapat dukungan untuk bermain dibandingkan dengan generasi sebelumnya dikarenakan gaya hidup yang berubah, peran dalam keluarga yang berbeda, dan meningkatnya perhatian pada kegiatan akademis yang secara tidak langsung telah mengorbankan waktu istirahat maupun waktu bermain mereka. Kenyataannya, anak-anak menjadi jauh lebih sibuk dengan urusan ini itu dibandingkan orangtua mereka.

Sangat disayangkan memang, melihat kenyataan bahwa saat ini "bermain" menjadi salah satu hal yang komersil dan "sulit", tidak lagi menjadi hal yang dapat terjadi secara spontan di rumah, before bedtime, atau dimana saja tempat terjadinya interaksi. Maka bukanlah hal yang aneh jika setiap kali aku memberikan saran kepada orangtua tentang bermain di rumah, mereka akan merasa sangat kesulitan mencari aktivitas apa yang harus dilakukan untuk memenuhi hal tersebut.

Pada dasarnya, bermain bukanlah hal yang sulit dan sia-sia. Dengan bermain, setiap orang mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan yang terjadi di sekitar mereka. So, what are you waiting for? Yuk, main!

"You can discover more about a person in an hour of play than in a year of conversation." - Plato

Referensi:
Goldstein, Jeffrey. (2012). Play in Children's Development, Health, and Well-Being. Brussels: Toy Indsutries of Europe
Hamilton, Jon. (2014). Scientiest Say Child's Play Helps Build Better Brain. [Online]. Diakses dari http://www.new.wfsu.org/post/scientists-say-child-play-helps-build-better-brain
Lahey, Jessica. (2014). Why Free Play Is The Best Summer School. [Online]. Diakses dari http://www.theatlantic.com/education/archive/2014/06/for-better-school-results-clear-the-schedule-and-let-kids-play/373144

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.