Kau Yang Diam Diantara Jeda

Kulihat kau berdiam diantara jeda. Duduk, tak bergeming, dengan tatapan tanpa makna. Ternyata kau belum berubah, masih merapal doa yang sama untuk sesuatu yang tak akan pernah kau miliki, tak peduli seberapa kuat genggamanmu. Mungkin karena doa tak butuh imbalan apa-apa, karena mengadu pada-Nya adalah hal yang tak akan pernah menuntut bayaran.

Berhentilah wahai perempuanku.
Biarkan jeda mengajarimu perihal mengikhlaskan. Bukan karena kau tak pantas memiliki, tetapi karena ikhlas lebih dari segala yang kau punya.

Kulihat kau berbicara dalam tawa. Tentang hatimu yang tak lagi sama, tentang nyaman yang perlahan-lahan memelukmu. Yang diam-diam kau sukai. Walau tak pernah ada aku dari mulutmu.

Berhentilah, wahai perempuanku.
Menggantung harap pada yang tak pasti, walau kakimu telah melangkah sangat jauh. Tak ada lagi yang harus kau perjuangkan, terlebih pada sebuah yakin yang beda, karena tak selalu doa mampu menyamakan beda.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.