Sediakah kau?

Deru angin kencang membangunkanku dari tidurku semalaman. Aku membuka mataku dengan cepat, melirik ke samping, dan.. tak ada kaudisana. Aku ingat sekali kaubilang kauakan datang dan menemaniku malam ini, ternyata kaubohong.

Kaumengatakan hal itu hanya agar aku memaksakan diri untuk memejamkan mata dan tidur. Kautau? Aku berharap. Dalam ruang gelap ketika aku memejamkan mataku, aku sibuk meyakinkan diriku agar aku patuh kata-katamu. Agar aku memang benar-benar mendapatimu telah datang dan menemaniku lagi.

Aku mengerti. Tak semudah itu bagimu untuk meninggalkan segala rutinitas barumu hanya untuk mendatangiku dari jauh.

Lagi-lagi aku terlalu berharap dan sedih sendiri. Aku ingin berubah saja, berubah menjadi benda mati, kata kerja, atau apalah yang mampu membuatmu memperhatikanku.

Kaulebih mampu memperhatikan laporan-laporan yang bahkan tak dapat mengecup keningmu ketika kauakan terlelap. Kau lebih sayang dan tak tega akan kata kerja yang selalu saja bisa membuatmu kesana-kemari tanpa kenal lelah.

Aku ingin menjadi mereka, yang setiap hari berada bersamamu, yang berhasil dipertemukan oleh benda mati dan kata kerja.

Aku rasa aku harus meminta bantuan mereka, benda mati dan kata kerja, agar mereka membantuku mempertemukanmu denganku barang sejenak saja. Sediakah kau, Sayang?

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.