Ternyata Aku Telah Mati.

Ku rasa hari ini aku senang. Aku merasakan desiran darahku mengalir lebih deras dari biasanya. Ya. Aku tau ini bukan pertanda aku sedang ketakutan, karna aku cukup tau kapan dan apa penyebab ketakutanku. Aku senang, sungguh. Aku merasakan hormon endorfin yang sangat banyak sedang berebut keluar dari masing-masing kelenjarnya.

Hari ini, sebenarnya dengan sangat sengaja aku melihatmu. Seperti yang sering dikatakan orang, melihat orang yang kita sayangi dari jauh saja itu sudah cukup menyenangkan. Dan yap, benar.

Aku melihat banyak perubahan dari dalam dirimu yang mungkin tanpa kau sadari telah ada dan semakin mencuat dari dalam dirimu. Aku suka itu, kau tau? Aku harap kau pecaya.

Aaaaaa, ingin rasanya aku menari-nari layaknya balerina. Menari dengan hanya menumpukan tumitnya namun bisa menyeimbangi berat badannya. Tapi sayang, aku bukan seorang penari. Aku kurang suka menari, ya walau terkadang aku menginginkannya juga.

Hei, aku tau puluhan hari itu tak bisa dikatakan 'baru beberapa hari' karena yang kurasakan, aku sudah bertahun-tahun tak merasakan kau bersamaku. Tapi aku mau menggunakan frase itu sekarang, baru beberapa hari kita tak bersama, namun aku sudah melihat banyak perubahan baik dalam dirimu.

Aku tersenyum bahkan tertawa melihat hal baik itu ada dalam dirimu. Aku bersyukur kau bisa menjalani harimu dngan sangat baik. Aku.. aku berusaha untuk selalu menerapkan tagline yang pernah kita sepakati bersama dahulu, You Smile? I Smile. Aku harap kau masih mengingatnya.

Aku rasanya ingin melompat-lompat di atas ranjangku merayakan kebahagiaan tiada tara ini. Aku rasanya ingin memelukmu dan mengucapkan selamat karena kau telah berhasil menjalani harimu tanpaku.

Kau tau? Aku bohong. Tak ada hormon endorfin yang ingin membuatku menari-nari, tak ada perasaan ingin melompat-lompat di atas ranjangku.

Aku tau kau tersenyum, bahkan aku pun tersenyum. Tapi kita berbeda, kau mungkin tersenyum dengan sejuta hormon endorfin yang siap meluap kapan saja, sedangkan aku, aku tersenyum dengan air mata.

Aku sadar, terkadang aku hanya perlu sedikit bersabar untuk menunggu semuanya berubah, tapi semakin aku mencoba bersabar, semakin aku mau mati tercekik; hingga akhirnya aku sadar, aku telah melawan waktu, aku berlari melawan waktu, padahal aku tau, pada akhirnya, waktu akan terus mendahuluiku dan membiarkanku mati tertinggal di belakang.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.