Start Developing My Own Style



Tak terasa, hari ini sudah memasuki bulan ke-5 di tahun 2017. Di awal bulan ini, aku memutuskan untuk kembali ke "dunia" yang sempat kutinggalkan berbulan-bulan lalu, dengan satu alasan klise: tak punya ide menulis.

Kembali menulis hari ini, membuatku teringat pada saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar, aku tak begitu suka dengan aktivitas mengarang cerita tentang apa saja yang aku kerjakan selama liburan sekolah. Ditambah lagi, kala itu, aku masih belajar dengan sistem caturwulan, dimana setiap tiga bulan sekali, kami mengikuti ujian sekolah disertai dengan pembagian rapor dan liburan sekolah setelahnya. Menceritakan apa yang aku lakukan bukanlah hal mudah untukku, meskipun saat itu menulis cerita masih kuanggap lebih baik daripada bercerita di depan kelas.

Ada saat dimana aku selalu saja berusaha menghindari kontak mata dengan guruku agar beliau tak memintaku maju ke depan untuk membacakan cerita yang kutulis dan kalaupun itu terpaksa terjadi, aku akan maju dengan berat hati, mengangkat bukuku tinggi-tinggi hingga menutupi seluruh wajahku, dan mulai membacanya dengan suara yang pelan dan tempo yang sangat cepat.

Ah! Satu lagi, jika orang-orang lain sangat suka didengarkan, berbeda denganku, aku akan sangat bersyukur jika kelas mendadak menjadi ribut agar apa yang aku tulis tidak benar-benar didengar oleh mereka.

Namun sayangnya itu tak pernah terjadi.

Suatu hari, aku berteman dengan seseorang yang mulai kunikmati tulisannya, yang secara tidak langsung "memaksa"ku untuk bisa menuliskan setidaknya sepenggal kalimat sebagai feedback terhadap karyanya. Di kesempatan yang lain, aku juga berteman dengan seseorang yang seringkali menjadi alasanku rajin menulis.

Pada postinganku yang terakhir pada Desember 2016 lalu, aku akhirnya mengakhiri tulisanku dengan sangat hambar, yang diam-diam menjadi salah satu alasanku untuk tidak menulis (di blog) lagi.

Ku akui, aku bukanlah seorang penulis handal yang karyanya sangat dinikmati oleh banyak orang. Aku hanya suka menulis, aku merasa hidup ketika aku mampu menuliskan sesuatu, aku excited dengan keadaan yang aku rasakan di sekitarku yang kemudian kujadikan alasan untukku menulis. Kemudian, pertengahan Februari lalu aku mengikuti sebuah kelas bernama Community of Leaders yang didalamnya aku dituntun untuk mengenal diriku lebih lagi, dan yang kudapati adalah menulis memang salah satu kekuatan yang ada dari dalam diriku.

Sejak saat itu, aku punya segudang rencana untuk terus menyalurkan dan menghidupi kekuatan yang aku miliki. Setiap hari, aku bangun dengan sangat bersemangat karena aku tahu bahwa yang kukerjakan selama ini ternyata memanglah bagian dari kekuatan yang aku punya.

Tanpa sadar, aku hanya hidup dengan banyak rencana di kepala, namun tak menjalankannya barang satu pun. Februari berganti Maret, Maret berganti April, aku tetap tak melakukan apa-apa, lagi-lagi dengan alasan klise.

Kesibukanku dalam pekerjaan juga menjadi salah satu alasan (yang kubuat) sebagai pemakluman mengapa aku belum bisa menulis kembali. But no worries, i am coming back, dengan passion yang sama, dengan semangat yang sama, tentunya dengan landasan berpikir dan motivasi yang lebih baik.

                                                                                                 "Don't just plan to write - write. It is only by writing, not dreaming about it, that we develop our own style." 
- PD James.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.