Mengalah

Mungkin kauterlihat marah, namun tak sepenuhnya begitu. Kauhanya berusaha menenangkan hati serta menatanya agar tak ada rasa yang berubah. Kaudiam, bukan karena benci, kauhanya sedang melihat apakah ada yang berubah setelah diammu tak sengaja berbisik di telinga dia yang kauinginkan sadar.

Seringkali marah adalah pilihan paling tepat, tapi kaulebih memilih mengalah. Bukan karena kausalah dan kalah, terlebih karena kautak ingin dikuasai panasnya hati.

Kauwajar saja marah, membiarkan semuanya meluap dari kepala yang kemudian kauucapkan lewat bibirmu, tapi kaumemilih untuk mengalah, walau tak dapat dipungkiri, kalimat bernada kasar tak jarang terucap tanpa mampu dikendalikan.

Lagi-lagi kaumengalah;
Karena kautak ingin dianggap terlalu egois oleh dia yang kauharapkan ada di sisimu. Karena kautak ingin amarah menguasai dirimu lantas memusnahkan cinta yang telah bersemayam dalam hati selama ribuan hari.

Lagi-lagi kaumengalah, mungkin karena kauterlalu lelah untuk meluapkan amarah, atau mungkin sebenarnya kautak benar-benar mengalah, tetapi muak dengan keadaan yang kerap kali terulang.

Kaumengalah, karena kautahu, dia yang kauharapkan ada tak pernah mengerti kata, apalagi kode.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.