Sepenggal Perjuangan

Melawan rasa kantuk yang menyelimuti tubuh. Membiarkan badan disiram dinginnya air pagi hari. Memoles wajah malas agar terlihat ceria. Kejar-kejaran dengan waktu. Ah, keretanya terlambat.

Berjalan mengitari berhektar-hektar lapangan kerja demi mengawasi bawahan. Berkawan dengan teriknya mentari. Merelakan sinarnya merusak pigmen kulit. Ah, pengeluaran tetap saja banyak.

Memaksa tak kenal dengan waktu luang. Tidur tak cukup. Mata berlingkar hitam. Ingin membuat bangga orangtua. Ah, nilainya tetap saja pas-pasan.

Bangun lebih pagi. Berperang dengan adonan masakan. Vokalisasi suara membangunkan pasukan. Ah, ternyata masakannya tak digubris.

Singsingkan lengan baju. Ikrarkan kemandirian, kemudian beranjak pergi menjauh. Bertanya apa yang sebenarnya ia cari diantara penatnya ibukota. Ah, rupanya dia masih pemula.

Sepenggal kisah ini tentang perjuangan-perjuangan hari ini. Yang mungkin saja tidak dirasakan oleh orang lain. Aku? Hanya pengamat perjuangan, yang sedang dilatih agar siap tempur.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.