Surat Untuk Mba

Selamat malam, Mba. Boleh saya menyampaikan sesuatu lewat tulisan saya kepada Mba? Maaf sebelumnya kalau Mba merasa saya lancang, saya memang tidak mengenal Mba secara personal, tidak tahu bagaimana hati Mba yang sebenarnya, saya hanya sekedar tahu nama Mba dan segelintir cerita tentang Mba, itupun diceritakan secara singkat oleh orang lain hehe.

Mba, mungkin Mba ngga pernah tahu, tapi saya cukup sering "ngikutin" Mba dari jauh. Hampir setiap hari mungkin, kemudian ketika saya melihat Mba, saya mulai menerka-nerka bagaimana kira-kira perasaan Mba hari itu. Saya memang sok tahu, Mba~

Mba, kalau boleh dan Mba bersedia, bolehkah saya mengenal Mba lebih dekat? Bukan untuk mengais kisah hidup, Mba, hanya saja saya penasaran dengan sifat Mba yang sesungguhnya.

Eh iya, Mba, sepengetahuan saya setelah beberapa bulan ini "ngikutin" Mba, saya akhirnya tahu kalau Mba ini bisa main musik. Ah, Mba, andai saya bisa seperti, Mba hehe.

Mba, walaupun kemungkinan Mba membaca tulisan saya sangat kecil, entah mengapa saya merasa harus menuliskannya. Mba orang baik, kelihatan dari wajah Mba, yaaaa setidaknya Mba tidak seperti saya yang ketika dilihat saja sudah memberikan kesan jutek.

Mba juga hebat hihi, beberapa hal yang saya temukan dalam diri Mba dan tidak ada dalam diri saya, selalu saja saya anggap sebagai nilai tambah tersendiri untuk Mba.

Mba, you deserve for the best, Mba. Kalau Mba memang pernah melepas sesuatu yang sangat berharga dalam hidup, Mba, percayalah jika memang sesuatu itu milik Mba, maka akan kembali kepada Mba, suatu hari nanti.

Saya mah apa, Mba. Walau saat ini saya kelihatan punya segalanya, tetap saja segalanya itu tidak dapat saya dekap seperti apa yang saya inginkan setiap kali saya melihatnya.

Mba, kata salah seorang teman saya, kita harus terus maju untuk melihat dan menemukan apa yang telah disediakan Tuhan bagi kita, dan itu pasti yang terbaik. Oleh karena itu, dengan segala ketidakpantasan saya, saya ingin mengatakan sesuatu kepada Mba: "Teruslah berjalan ke depan, Mba." Siapa tahu segala yang pernah Mba lepas sedang menanti Mba di ujung jalan.

Semoga kita dapat berkenalan dan menjadi teman baik, Mba, dan ketika saat itu benar-benar terjadi, saya janji, saya akan berbagi cerita saya kepada Mba.

Tertanda,
Saya yang selalu merasa bersalah setiap kali saya teringat kepada Mba.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.