Kita.

Kita,
Itulah jawabku jika kelak ada yang menanyakanku perihal sesuatu yang selalu mampu menguji daya juangku.

Melupa itu tak semudah kaumengeluarkan kata 'lupa' dan BAMM!!! seketika lupa.

Mencinta juga tak semudah menenggak anggur di kala gundah memaksamu terjaga di malam kelam.

Begitu pula kita.
Mencipta kita tak lebih mudah dibanding melupa dan mencinta.

Memang, ku akui, suka dan duka berlari beriringan, tapi bukankah untuk menjadi yang paling utama dibutuhkan daya juang yang lebih tinggi dari pesaing lainmu?

Bertahanlah jika memang hal itu berharga. Kaubukan orang bodoh yang akan membiarkan 'harta'mu dicuri dari dekapanmu, kan?

Mengapa tak kaucoba berlari sekuat yang kaumampu, agar aku mengerti, apakah desah napasmu mampu mempertahankan kita, yang ku anggap berharga? Agar aku mengerti, desah napasmu bukan hanya pemuas nafsu sang rembulan.

P.S: Berlarilah tanpa lelah, kauakan temukanku membawa kita di garis akhir lintasan ini. Telanlah susahmu, akan ku bayar dahagamu dengan racikan kita di dalamnya.

Tertanda,

KITA.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.