Garpu Talamu, Gelas Kacaku.

Sepiku gusar di sapu suara yang riuh redam memenuhi otakku. Ia enggan di ganggu, entah sudah yang ke-berapa-kali hal ini terjadi.

Terlalu baik untuk tak di goda, terlalu jahat untuk di usik dengan usikan tak berpendidikan.

Kini ia pecah, suaranya tak lagi merdu seperti dulu, kala garpu tala di dentingkan pada sebuah gelas kaca nan indah hanya untuk mencari sebuah nada baru.

Bila sudah seperti ini, apa kaupikir kita masih bisa mendapatkan nada sempurna yang mampu menggerakkan kakunya kaki dan bekunya hati?

Tidak. Jangan harap. Ia lelah, katanya. Lantas ia meremukkan dirinya sendiri agar ia tak perlu lagi merelakan diri menjadi korban garpu tala; dalam genggamanmu.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.