Wanita Perusak Pintalan.

Mentari seakan enggan berlalu, tiada sedia memberi celah sedikit pun akan awan. Aku tak akan membiarkanmu tenggelam bersama derasnya debit air mata sang langit, bisiknya.

Ku biarkan angin kencang menerbangkan rambut panjangku. Aku tak benar peduli kini. Kepalaku yang meronta sedari tadi, seolah ingin memuntahkan sesuatu ke luar, sangat menyiksa.

Kata mereka, sang surya adalah baik, kata mereka; tidak. Aku benci dia; yang tak bisa menyatukan kita. Untuk apa sang surya bersinar jika kita tetap tak mampu memeluk waktu bersama?

Salahku kah ini, Sayang? Salahku kah bila aku enggan beranjak pergi meninggalkanmu dan kenangan yang sudah terlalu banyak kau cipta antara kita?

Sudah lelahkah kau, Sayang, bertahun-tahun berperan sebagai pemintal kenangan?

Tertanda,

Wanita Perusak Pintalanmu.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.