Salahkah, Sayang?

Lantunan irama lembut menyentuh hingga ke dalam naluriku. Gesekan lembut antara jari-jari lentikmu dengan tuts hitam putih tak bernyawa itu selalu saja mampu menghipnotisku.

Mereka menari, berjuang menghasilkan nada-nada indah; kali ini garpu tala tak terlalu dibutuhkan, rupanya ia mulai tergantikan.

Sayang, bolehkah aku bertanya sesuatu? Baru kali ini rasanya aku harus benar-benar menanyakan pertanyaan yang muncul di benakku, aku, hanya tak mampu berucap langsung, mengertilah~

Sayang, perihal pertanyaanku kelak, harap kautak marah, ya?

Penuh otakku, tak kuasa menerka jawabnya. Lidahku kelu. Syarafku bak tali yang hampir putus. Dadaku berdetak tak beraturan seperti genderam yang hendak perang.

Sayang, salahkah ciumku tadi malam?

Selamat tidur, Sayang.

Comments

Popular posts from this blog

Bersiap

Selamat Ulang Tahun

Rangkaian Aksara Untukmu.